Warna tiang barber berasal dari era yang sudah lama berlalu, ketika orang pergi ke tukang cukur tidak hanya untuk memotong rambut atau bercukur tapi juga untuk pengobatan dengan metode mengeluarkan darah. Selama Abad Pertengahan, metode mengeluarkan darah yang melibatkan memotong pembuluh darah dan mengizinkan darah keluar, menjadi perawatan yang umum untuk berbagai macam penyakit, mulai dari sakit tenggorokan hingga wabah. Para biarawan, yang sering merawat orang sakit, melakukan prosedur ini, dan tukang cukur, karena keterampilan mereka dengan alat-alat tajam, kadang-kadang membantu. Setelah Paus Alexander III pada tahun 1163 melarang rohaniwan untuk melakukan prosedur tersebut, tukang cukur menambahkan metode mengeluarkan darah – sesuatu yang dokter pada saat itu anggap perlu tapi terlalu rendah untuk dilakukan sendiri – pada repertoar mereka. Dikenal sebagai barber-surgeon, mereka juga menangani tugas-tugas seperti mencabut gigi, memasang tulang dan merawat luka. Ambroise Pare, seorang Prancis pada abad ke-16 yang dianggap sebagai bapak bedah modern, memulai kariernya sebagai tukang cukur bedah.
Tampilan tiang barber terkait dengan mengeluarkan darah, dengan warna merah mewakili darah dan warna putih mewakili pembalut yang digunakan untuk menghentikan pendarahan. Tiang itu sendiri dikatakan melambangkan kayu tongkat yang digunakan pasien untuk menekan urat di tangannya agar lebih terlihat jelas selama prosedur. Di Eropa, tiang barber biasanya berwarna merah dan putih, sementara di Amerika, tiang-tiangnya berwarna merah, putih, dan biru. Salah satu teori menyatakan bahwa biru melambangkan pembuluh darah yang dipotong selama pengeluaran darah, sementara interpretasi lain menunjukkan bahwa biru ditambahkan ke tiang sebagai tanda patriotisme dan penghormatan pada bendera negara.
Pada pertengahan abad ke-16, tukang cukur Inggris dilarang untuk memberikan perawatan bedah, meskipun mereka masih dapat mencabut gigi. Baik tukang cukur maupun dokter bedah, namun, tetap menjadi bagian dari gilding dagang yang sama sampai tahun 1745. Meskipun pengeluaran darah pada umumnya tidak lagi populer di kalangan komunitas medis pada abad ke-19, metode ini masih digunakan hari ini untuk mengobati sejumlah kecil kondisi. (terjemahan dari history.com) author Elizabeth Nix